Kain dan Habel

Firman Tuhan kepada Kain : "....Apakah mukamu tidak akan berseri jika engkau berbiat baik ? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu ; ia sangat menggoda engkau..."
Kejadian 4:6-7

Adam dan Hawa memiliki dua anak laki - laki : Kain dan Habel.
Kain senang menanam sayur, biji bijian, dan buah untuk diberikan pada ibunya.Sedangkan Habel lebih senang memelihara ternak ayahnya.Ia membawa ternak ke perbukitan tempat rumput tumbuh subur dan air jernih mengalir.Adam dan Hawa sangat bangga dengan kedua anaknya.
"Jangan melanggar perintah Tuhan," kata mereka,saat keluarga itu berkumpul mengelilingi api di malam hari. "Belajarlah dari kesalahan kami". 

Ketika musim panas tiba, domba Habel melahirkan banyak anak; suara mengembik memenuhi desa.Kain juga diberkati, Lahannya penuh tanaman siap panen yang berjajar rapi di padang. 
"Kalian wajib memberi persembahan kepada Allah," kata Adam kepada putranya. "Inilah cara menunjukkan terima kasih kita kepadaNya saat panen.Selain itu juga memperlihatkan kepada Allah bahwa kita mempercayaiNya.Jadi pastikan kalian memberikan yang terbaik dari yang kalian punya".
Habel langsung mengambil anak domba yang tergemuk di antara kawananya dan mempersembahkannya kepada Allah di Mezbah batu yang telah dibangun ayahnya.Embusan angin meliputi asap korban bakarannya dan mengangkatnya ke surga.
" Allah puas dengan persembahan Habel," kata Hawa kepada suaminya saat mereka melihat hal itu dari dalam gua.

Kain juga berlari menuju lahannya.Apa yang bisa ditawarkannya kepada Allah ? Buah, Biji bijian, atau sayur sayuran ?, Aku tidak bisa mempersembahkan buah atau sayuran, pikir Kain.Kami akan membutuhkannya di musim dingin.Biji bijian juga terlalu berharga untuk dibakar.Allah tidak akan ingin aku membakarnya bukan ?, Allah juga tidak benar benar membutuhkannya.Maka begitulah, Kain tidak mempersembahkan buah, biji bijian, ataupun sayuran,tetapi setumpuk jerami.Ia pikir dirinya bisa mempersembahkan apa saja yang dia mau.Lagi pula, tidak seorangpun dapat melihat dibalik asap yang tebal.
Kain menumpuk jerami diatas Mezbah dan menyalakan api.Ia megharapkan api segera membakarnya,tetapi angin meniup api kecil itu."Allah tidak puas dengan persembahan Kain," kata Hawa.Kain mencoba membakar jerami itu lagi,tetapi apinya kembali mati.

"Allah lebih menyukai Habel daripada aku," pikir Kain. "Semua yang dilakukannya selalu lebih baik.''
Lalu ia melihat Habel pergi mengembalakan dombanya. " Kebukit lagi ?" tanyanya. "Aku akan menemanimu sebentar". Ia (kain) menggunakam dahan pohon sebagai tongkat dan menyusul saudaranya (habel).
" Allah lebih senang dengan persembahanmu daripada persembahanku", kata Kain dengan kasar. Habel diam saja."Pasti ayah dan ibu juga lebih sayang kamu", lanjutnya. "Mereka selalu begitu".
" Aku yakin mereka menyayangi kita berdua", sahut Habel. "Mereka lebih sayang kamu", kata Kain.Semua kekecewaan yang ia rasakan karena penolakan Allah terhadap persembahannya yang pelit itu berubah menjadi kemarahan kepada orang terdekatnya, adiknya.
" Mereka selalu berbicara tentangmu.Aku seakan akan tak pernah ada !", kata kain.
"Mungkin sebaiknya kamu menyampaikan hal ini pada mereka", kata Habel. " Mereka tidak akan peduli", kata Kain,sambil menghantamkan tongkatnya ke tanah.Karena merasa kasihan kepada kakaknya,Habel mengeluarkan Roti miliknya. "Ibu membuatnya tadi pagi, Ambillah, ini akan menenangkanmu". namun, Kain semakin marah.Hawa tidak pernah memberikannya roti untuk dibawa kepadang.Kesabarannya sudah habis.Kain mengangkat tongkatnya dan tanpa disadari,ia menyerang Habel.Tongkat itu mengenai kepala Habel dengan bunyi keras.Habel mengangkat tangan, lalu ia jatuh keranah dan meninggal.

Kain telah membunuh saudaranya." Itulah pelajaran bagimu karena selalu lebih baik daripada aku", teriak Kain.
Ia berpikir beberapa saat,lalu mulai panik.Jika Allah marah kepadanya karena mempersembahkan jerami,pasti Allah akan sangat marah padanya karena membunuh saudaranya.Anak muda itu mulai berlari, jauh dari rumahnya,jauh dari orang tuanya, jauh dari lahannya. Tetapi ia tidak bisa lari dari Allah.
"Kain dimana saudaramu ?", Suar itu berasal dari balik awan, jauh di atas langit. " Aku tidak tahu", teriak Kain, sambil berlari semakin cepat. "Memangnya aku harus menjaga saudaraku ? ,bukankan aku sudah cukup banya kerjaan ? ''
" Mengapa kamu membunuh saudaramu ? "tanya Allah, " Aku menolak persembahanmu karena itu bukan yang terbaik yang kamu miliki.Ia tidak ada hungannya dengan kegagalanmu".

Kain menundukkan kepalanya."Karena kamu telah melakukan pembunuhan, kamu akan berkeliaran di bumi tanpa mendapatkan kedamaian dan kenikmatan hidup".
Itulah terakhir kalinya Kain mendengar suara Allah.Ia terus berlari hingga sampai di tempat asing yang jauh dari rumahnya.Namun, berapapun jauhnya jarak antara ia dan keluarganya, ia tidak akan lupa dengan apa yang telah dilakukannya terhadap Habel.Ia harus hidup dengan perasaan bersalah seumur hidupnya.

0 Response to "Kain dan Habel"

Post a Comment

wdcfawqafwef